Rabu, 11 Januari 2012

Taubat.


"Wahai orang-orang yang beriman, taubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya" (Q.S. At-Thur).
Dari ayat di atas bahwa sesungguhnya kita sebagai orang yang beriman kepada Allah haruslah bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat . karena Allah bergembira kepada orang yang bertaubat kepada-Nya dibanding kegembiraan seorang yang telah menemukan untanya di hamparan tanah yang luas tanpa air dan tumbuhan , sebagaimana hadist Nabi s.a.w. yang berbunyi separti berikut:
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al-Anshari pelayan Rasulullah s.a.w , dia berkata: “ Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sungguh Allah itu lebih bergembira dengan taubat seorang hamba-Nya daripada kegembiraan seorang diantara kamu yang menemukan untanya setelah ia menghilang di hamparan tanah yang luas tanpa air dan tumbuhan.” ( HR. Bukhari – Muslim)
Tidak hanya Allah yang memerintahkan kita untuk bertaubat kepada-Nya, akan tetapi kekasih  Allah (Rasulullah s.a.w.)  pun menyeru kepada ummatnya agar bertaubat kepada Allah dan  Rasulullah seorang yang dijamin masuk surga bertaubat kepada Allah dengan cara beristigfar. Sebagaimana hadist yang di riwayatkan oleh Muslim:
Dari Al-Aqharr Ibn Yasar Al-Muzani r.a. dia berkata: “ Rasulullah s.a.w bersabda: “ Hai manusia taubatlah kepda Allah dan mohonlah ampunan-Nya, karena sesungguhnya aku bertaubat (kepada-Nya) dalam satu hari sebanyak seratus kali” (HR.Muslim).
Diriwayat yang lain :
Dari Abu Hurairah r.a, dia berkata: “ Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Demi Allah , sesungguhnya aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepad-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali”( HR. Bukhari).
            Selain Allah dan Rasulullah, ada pula pendapat para Ulama yang  mengatakan tentang taubat. Perkataan para ulama sebagai berikut:
Taubat itu wajib, dari setiap dosa. Apabila maksiat itu diantara hamba dan Allah ta’la, tidah berhubungan hak manusia maka taubatnya memiliki syarat:
1.       Meniggalkan maksiat.. 
2.      Menyesal atas perbuatan maksiat yang telah dilakukannya.
3.      Bertekad untuk tidak kembali kepada maksiat itu semuanya.Maka dari itu marilah kita bertaubat selagi ada umur kita. Karena Allah menerima taubat hamban-Nya selama ruhnya belum sampai pada kerongkongannya,sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dimana hadist ini adalah hadist yang hasan:
Dari Abu Abdurahman Abdullah Ibn Umar Ibn Al-Khathab r.a dari Nabi s.a.w beliau bersabda: “ Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama ruhnya belum sampai pada kerongkongannya” (HR. At-Tirmizdi, beliau berkata: “Hadist Hasan”)
Wa’allahu ‘alam.

1 komentar:

  1. nice article... :)

    mampir jg y ke blog ana di:
    damasdwi.blogspot.com

    wassalam ..

    BalasHapus